Kasih Ibu Sepanjang Masa

kasih ibu

Lentera Inspirasi: Dalam kehidupan ini, ada satu kasih yang tak tergantikan, yang melebihi segalanya—kasih seorang ibu. Melalui setiap langkah perjalanan hidup, kita seringkali tidak menyadari betapa besar pengorbanan dan cinta yang telah diberikan oleh ibu kita. Artikel ini mengajak kita dalam sebuah refleksi mendalam tentang perjalanan seorang anak yang berusaha memahami esensi sebenarnya dari kasih sayang yang tak pernah berubah dari seorang ibu.

Melalui kisah ini, kita diajak untuk merenung tentang makna sejati dari kasih ibu yang tak mengenal batas. Dari setiap kata dan tindakan, terlihat betapa kuatnya pengorbanan dan kebahagiaan seorang ibu terletak pada keberhasilan dan kebahagiaan anak-anaknya.

Mari kita mengulik kembali makna mendalam dari perjalanan ini—tentang kesadaran akan nilai sejati dari kasih sayang, penghargaan atas perjuangan yang tak terhitung, dan pentingnya menyampaikan rasa terima kasih kepada orang tua kita, terutama ibu yang telah begitu besar peranannya dalam membentuk kita menjadi pribadi yang kita adalah hari ini.

Kasih Ibu Sepanjang Masa

“Nak, bangun, sudah adzan subuh. Sarapanmu udah ibu siapin di meja.”

Tradisi ini sudah berlangsung 21 tahun, sejak pertama kali aku bisa mengingat. Kini usiaku sudah hampir kepala 3 dan aku jadi seorang karyawan disebuah Perusahaan swasta, tapi kebiasaan Ibu tak pernah berubah.

“Ibu sayang, gak usah repot-repot Bu, aku dan adik-adikku sudah dewasa,” pintaku pada Ibu pada suatu pagi. Wajah tua itu langsung berubah.

Pun ketika Ibu mengajakku makan siang di sebuah restoran. Buru-buru kukeluarkan uang dan kubayar semuanya. Ingin kubalas jasa Ibu selama ini dengan hasil keringatku.

Raut sedih itu tak bisa disembunyikan. Kenapa Ibu mudah sekali sedih? Aku hanya bisa mereka-reka, mungkin sekarang fasenya aku mengalami kesulitan memahami Ibu karena dari sebuah artikel yang kubaca, orang yang lanjut usia bisa sangat sensitive dan cenderung untuk bersikap kanak-kanak, tapi entahlah.

Niatku ingin membahagiakan malah membuat Ibu sedih. Seperti biasa, Ibu tidak akan pernah mengatakan apa-apa.

Suatu hari kuberanikan diri untuk bertanya, ” Bu, maafin aku kalau telah menyakiti perasaan Ibu. Apa yang bikin Ibu sedih? ”

Kutatap sudut-sudut mata Ibu, ada genangan air mata di sana. Terbata-bata Ibu berkata, ” Tiba-tiba Ibu merasa kalian tidak lagi membutuhkan Ibu. Kalian sudah dewasa, sudah bisa menghidupi diri sendiri. Ibu tidak boleh lagi menyiapkan sarapan untuk kalian, Ibu tidak bisa lagi jajanin kalian. Semua sudah bisa kalian lakukan sendiri. “

Ah, Ya Allah, ternyata buat seorang Ibu, bersusah payah melayani putra-putrinya adalah sebuah kebahagiaan. Satu hal yang tak pernah kusadari sebelumnya.

Niat membahagiakan bisa jadi malah membuat orang tua menjadi sedih karena kita tidak berusaha untuk saling membuka diri melihat arti kebahagiaan dari sudut pandang masing-masing.

Diam-diam aku bermuhasabah. Apa yang telah kupersembahkan untuk Ibu dalam usiaku sekarang? Adakah Ibu bahagia dan bangga pada putera putrinya?

Ketika itu kutanya pada Ibu, Ibu menjawab, ” Banyak sekali nak kebahagiaan yang telah kalian berikan pada Ibu. Kalian tumbuh sehat dan lucu ketika bayi adalah kebahagiaan . Kalian berprestasi di sekolah adalah kebanggaan buat Ibu. Kalian berprestasi di pekerjaan adalah kebanggaan buat Ibu. Setelah dewasa, kalian berprilaku sebagaimana seharusnya seorang hamba, itu kebahagiaan buat Ibu. Setiap kali binar mata kalian mengisyaratkan kebahagiaan di situlah kebahagiaan orang tua.”

Lagi-lagi aku hanya bisa berucap, ” Ampunkan aku ya Allah kalau selama ini sedikit sekali ketulusan yang kuberikan kepada Ibu. Masih banyak alasan ketika Ibu menginginkan sesuatu. ”

Betapa sabarnya Ibuku melalui liku-liku kehidupan. Sebagai seorang wanita karier seharusnya banyak alasan yang bisa dilontarkan Ibuku untuk “cuti” dari pekerjaan rumah atau menyerahkan tugas itu kepada pembantu. Tapi tidak! Ibuku seorang yang idealis.

Menata keluarga, merawat dan mendidik anak-anak adalah hak prerogatif seorang ibu yang takkan bisa dilimpahkan kepada siapapun. Pukul 3 dinihari Ibu bangun dan membangunkan kami untuk tahajud.

Menunggu subuh Ibu ke dapur menyiapkan sarapan sementara aku dan adik-adik sering tertidur lagi. Ah, maafin kami Ibu, 18 jam sehari sebagai “pekerja” seakan tak pernah membuat Ibu lelah. Sanggupkah aku ya Allah?

”Nak,  bangun nak, udah azan subuh, sarapannya udah Ibu siapin dimeja.” Kali ini aku lompat segera, kubuka pintu kamar dan kurangkul Ibu sehangat mungkin, kuciumi pipinya yang mulai keriput, kutatap matanya lekat-lekat dan kuucapkan, ”Terimakasih Ibu, aku beruntung sekali memiliki Ibu yang baik hati, ijinkan aku membahagiakan Ibu.”

Kulihat binar itu memancarkan kebahagiaan. Cintaku ini milikmu, Ibu. Aku masih sangat membutuhkanmu.  Maafkan aku yang belum bisa menjabarkan arti kebahagiaan buat dirimu.

Sahabat, tidak selamanya kata sayang harus diungkapkan dengan kalimat “aku sayang padamu “, namun begitu, Rasulullah menyuruh kita untuk menyampaikan rasa cinta yang kita punya kepada orang yang kita cintai karena Allah.

Ayo kita mulai dari orang terdekat yang sangat mencintai kita, Ibu dan ayah walau mereka tak pernah meminta dan mungkin telah tiada. Percayalah, kata-kata itu akan membuat mereka sangat berarti dan bahagia.


Yuk, baca juga artikel Lentera lainnya sebagai renungan hidup:


Penutup

Kisah inspiratif ini merupakan refleksi tentang perjalanan seorang anak dalam memahami makna sebenarnya dari kasih sayang seorang ibu. Dalam tulisan ini, ada perjuangan internal sang anak untuk memahami dan menghargai dedikasi serta cinta yang begitu besar yang telah diberikan oleh ibunya sepanjang hidupnya. Melalui perjalanan ini, terlihat bagaimana perasaan dan persepsi seorang anak dapat berubah ketika mereka mulai memahami peran seorang ibu dalam hidup mereka.

Kisah ini membawa kita pada kesadaran bahwa kasih sayang seorang ibu tak terbatas pada tindakan-tindakan fisik semata, tetapi juga memperhatikan kebutuhan emosional dan spiritual. Dalam upayanya untuk membahagiakan ibunya, sang anak belajar bahwa kebahagiaan sejati bagi seorang ibu bukan hanya datang dari kemandiriannya, tetapi juga dari keberhasilan dan kebahagiaan anak-anaknya.

Saran setelah membaca artikel ini adalah:

  1. Terkadang kita mungkin kurang menyadari nilai sebenarnya dari kasih sayang yang diberikan oleh orang tua, terutama seorang ibu. Artikel ini mengingatkan kita untuk selalu menghargai dan bersyukur atas kasih sayang yang telah diberikan oleh orang tua.
  2. Dalam kesibukan hidup, seringkali kita lupa tentang perjuangan dan pengorbanan yang telah dilakukan oleh orang tua. Menyadari hal ini dapat membangkitkan rasa empati dan membuat kita lebih peka terhadap kebutuhan dan perasaan mereka.
  3. Penting untuk menyampaikan rasa terima kasih dan cinta kepada orang tua kita, terutama kepada ibu. Ungkapan ini tidak hanya melalui kata-kata, tetapi juga melalui tindakan yang memperlihatkan bahwa kita menghargai dedikasi dan cinta mereka.
  4. Kebahagiaan seorang ibu seringkali terhubung dengan keberhasilan dan kebahagiaan anak-anaknya. Oleh karena itu, saat kita memperjuangkan kesuksesan dan kebahagiaan pribadi, penting juga untuk mempertimbangkan peran orang tua dan bagaimana keberhasilan kita dapat membawa kebahagiaan bagi mereka.

Artikel ini menjadi pengingat yang kuat tentang betapa pentingnya menjaga hubungan yang baik dengan orang tua, terutama seorang ibu. Kesadaran akan pengorbanan, kasih sayang, dan kebahagiaan mereka dapat membimbing kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih peka terhadap orang-orang terdekat dalam hidup kita.

Anda telah membaca artikel ulasan tentang "Kasih Ibu Sepanjang Masa" yang telah dipublikasikan oleh Lentera Inspirasi. Semoga bermanfaat serta menambah inspirasi dan wawasan. Terima kasih.

You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *