Permintaan Termahal dalam Doa

berdoa

Lentera Inspirasi: Setiap doa yang terucap merupakan sebuah pintu bagi kita untuk berhubungan dengan Sang Pencipta, sebuah panggilan dari hati yang penuh dengan harapan, keinginan, dan kebutuhan. Namun, di antara beragam permintaan yang bisa kita sampaikan kepada-Nya, ada satu hal yang seringkali terlupakan: permintaan yang paling berharga.

Artikel ini akan membahas esensi dari “Permintaan Termahal dalam Doa.” Terinspirasi dari sebuah cerita inspiratif yang menggambarkan dialog antara seorang pemuda yang memohon rezeki yang melimpah dan seorang pria tua yang mengajarkan nilai-nilai yang sebenarnya lebih berharga dalam kehidupan, artikel ini akan mengulas perjalanan spiritual yang menggugah pikiran.

Dalam serangkaian percakapan yang mengharukan, kita akan menyelami makna sejati dari sebuah permohonan kepada Sang Khalik. Kita akan menjelajahi konsep tentang apa yang sebenarnya paling berharga dalam doa, melampaui sekadar keinginan material, dan mendalami nilai-nilai spiritual yang sesungguhnya memberi makna dalam kehidupan kita.

Mari kita bersama-sama menjelajahi esensi dari permintaan terdalam yang bisa kita sampaikan dalam doa-doa kita. Bersiaplah untuk diinspirasi dan tergerak oleh makna yang lebih mendalam di balik setiap kalimat doa yang kita ucapkan.

Permintaan Termahal dalam Doa

Setelah shalat isya’ tampak seorang pemuda khusyu’ sekali berdo’a. Hal itu mengundang perhatian seorang pria tua untuk mendekatinya.

Setelah pemuda tersebut berdo’a, ia lalu menegurnya dan bertanya.

“Apa yang kamu pintakan, sehingga engkau begitu khusyu’nya berdo’a?”

“Aku meminta kepada Allah supaya aku dimudahkan untuk menjemput rejeki yang melimpah, Kek! Di masa yang serba sulit ini, semua seakan serba mahal untuk aku memenuhinya.”

” Moga para malaikat mengaminkan do’a hambanya yang teraniaya ini. Moga Allah mengijabah do’amu, Nak!”

“Aamiiin ya Allah! Ya Rabbal ‘alamiin!”

“Kamu mau tahu apa saja sebenarnya yang termahal, selain kesulitanmu yang kecil itu?”

“Adakah yang lebih mahal lagi?”

“Ada!”

“Apa itu, Kek?”

“Anugerah yang termahal adalah Hidayah dan Iman yang semakin menebal. Rejeki yang termahal adalah Ketentraman Jiwa. Berkah yang termahal adalah Keteguhan Hati. Bekal Hidup yang termahal adalah Kegemaran akan Ilmu Din dan Ibadah yang Bertambah lagi Berkelanjutan. Amalan yang termahal adalah Taubat yang diringi dengan Kejujuran akan Kesalahan dan Keistiqamahan mentaati segala perintahNya dan menjauhi segala laranganNya. Warisan termahal adalah Akhlaq Mulia. Akhlaq yang termahal adalah sikap Tawadhu’ lagi Hanif. Perlindungan termahal adalah Perlindungan dari sifat Dengki lagi Tinggi Hati. Penjagaan termahal adalah Silaturahim dan Persaudaraan. Jihad termahal adalah Jihad terhadap Diri Sendiri. Hadiah termahal adalah Ridha Allah dan Perjumpaan denganNya. Kenapa tidak kau pintakan itu, selain yang kau pintakan tadi?”

Pemuda itu terdiam. Serta merta ia pun terisak.

“Ya Allah! Kenapa aku selalu hanya meminta materi dan materi saja? Padahal ada yang lebih mulia lagi penting dari itu semua. Apa jadinya dengan materi, tapi tanpa itu semua. Dan apa jadinya tanpa materi, tapi tanpa itu semua.”

“Semoga Allah sudi mencurahkannya merata kepada dirimu, Nak!”


Yuk, baca juga artikel Lentera lainnya sebagai renungan hidup:


Penutup

Sebuah cerita singkat yang memperlihatkan dialog antara seorang pemuda yang berdoa dengan khusyuk setelah shalat Isya’ dan seorang pria tua yang mendekatinya. Percakapan mereka menggambarkan perjalanan spiritual pemuda tersebut, dari keinginan meminta rezeki yang melimpah hingga pengertian akan nilai-nilai yang lebih penting dalam kehidupan.

Pemuda tersebut mengungkapkan keinginannya untuk meminta kelimpahan rezeki dalam masa yang sulit, namun, pria tua itu menyadarkan pemuda akan nilai-nilai yang sebenarnya lebih berharga. Ia menjelaskan bahwa anugerah terbesar adalah hidayah dan iman yang semakin dalam, rejeki terbesar adalah ketentraman jiwa, berkah terbesar adalah keteguhan hati, dan kehidupan yang berharga adalah kecintaan terhadap ilmu agama dan ibadah yang berkelanjutan.

Dialog ini menggambarkan perubahan pemikiran pemuda, yang awalnya fokus pada keinginan materi, namun akhirnya menyadari nilai-nilai spiritual yang lebih berharga dalam kehidupan. Pesan moralnya sangat kuat, menekankan bahwa di luar keinginan materi, ada kekayaan yang jauh lebih penting bagi kehidupan seseorang.

Saran setelah membaca cerita ini adalah untuk menggali lebih dalam nilai-nilai spiritual dalam kehidupan sehari-hari. Bukanlah salah untuk meminta rezeki atau keberlimpahan dalam hidup, namun cerita ini mengajarkan bahwa terdapat nilai-nilai yang jauh lebih berharga daripada sekadar materi. Jika memungkinkan, renungkan pesan moral cerita ini dan terapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk mencari keseimbangan antara kebutuhan materi dan kekayaan spiritual yang lebih berarti.

Anda telah membaca artikel ulasan tentang "Permintaan Termahal dalam Doa" yang telah dipublikasikan oleh Lentera Inspirasi. Semoga bermanfaat serta menambah inspirasi dan wawasan. Terima kasih.

You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *